Total Tayangan Halaman

Rabu, 02 Maret 2016

HEMATOKRIT



               KATA PENGANTAR
Assalamualaikum... Wr...Wb...
Dengan rasa syukur Alhamdulillah,kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyusun makalah tentang “Hematokrit” ini tepat pada waktunya.Tidak lupa, Sholawat dan Salam terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar, Muhammad SAW beserta keluarga, para Sahabat dan para Umatnya yang senantiasa mengikuti sunnahnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Praktikum Hematologi, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis  menyedari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan dari pembaca semua, demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata Penulis berharap dengan adanya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para Pembaca.

          Wassalamualaikum...Wr...Wb...

                                                                                                Semarang, 12 April 2013
                                                                                         Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………………………………..... 1
Kata Pengantar                                                                                                       1
Daftar Isi……………………………………………………………………………................... 2
BAB I  PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang………………………………………………………............... 3
1.2        Metode Penulisan…………………………………………………….............. 4
1.3        Tujuan Penulisan……………………………………………………............... 4  
BAB II  PEMBAHASAN
A.     Pengertian Hematokrit...............................................................................     5
B.     Pemeriksaan hematokrit............................................................................      10
C.     Range Normal................................................................................... 15
D.     Pengaruh Klinis................................................................................. 16
E.     Pembacaan Hasil............................................................................... 20
BAB III  PENUTUP
A.     Kesimpulan………………………………………………………….......................... 21
B.     Saran…………………………………………………………………......................... 21

      DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….................. 22


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   LATAR BELAKANG
Hematokrit (Ht atau HCT) atau volume sel dikemas (PCV) atau fraksi volume eritrosit (EVF) adalah proporsi darah volume yang ditempati oleh sel darah merah . Hal ini biasanya sekitar 48% untuk pria dan 38% untuk perempuan. Hal ini dianggap sebagai bagian integral dari seseorang hitung darah lengkap hasil, bersama dengan kadar hemoglobin, sel darah putih jumlah, dan platelet count. Pada mamalia , hematokrit tidak bergantung pada ukuran tubuh.Dengan peralatan laboratorium modern, hematokrit dihitung oleh analisa otomatis dan tidak secara langsung diukur. Hal ini ditentukan dengan mengalikan jumlah sel merah oleh volume sel rata-rata . hematokrit ini sedikit lebih akurat sebagai PCV termasuk sejumlah kecil plasma darah terjebak antara sel-sel merah.Hematokrit (PCV) Pemeriksaan hematokrit menggambarkan perbandingan persentase antara sel darah merah, sel darah putih dan trombosit terhadap volume seluruh darah atau konsentrasi (%) eritrosit dalam 100mL/dL keselurahan darah. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan eritrosit. Kenaikan nilai hematokrit berarti konsentrasi darah semakin kental, dan diperkirakan banyak plasma darah yang keluar dari pembuluh darah hingga berlanjut pada kondisi syok hipovolemik sperti pada kasus DBD dan gangguan dehidrasi. Penurunan hematokrit terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia, leukemia, dan kondisi lainnya.
1.2.  METODE PENULISAN
           Metode Penulisan yang di pakai Penulis adalah Metode Perpustakaan, dimana Penulisan Mengumpulkan Informasi Dari Media ( Internet) dan buku – buku, yang kemudian disusun sebagai suatu makalah.

1.3.  TUJUAN PENULISAN
           Tujuan Penulisan Makalah Ini Adalah Untuk Menambah Pengetahuan Para Pembaca Tentang  :
v Pengertian Hematokrit,
v Prosedur Pemeriksaan Hematokrit,
v Range Normal dan Pembacaan Hasil Pemeriksaan Hematokrit.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN HEMATOKRIT
Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Hematokrit merupakan proses pemisahan darah. Hematokrit berasal dari kata haimat yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan (Dep Kes RI, 1989). Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara Makro dan Mikro. Hematokrit (Mikro) adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen. Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui nilai eritrosit rata-rata dan untuk mengetahui ada tidaknya anemia..Tingkat hematokrit (HCT) dinyatakan dalam persentase.
Misalnya, hematokrit 25% berarti ada 25 mililiter sel darah merah dalam 100 mililiter darah. Ini adalah metode utama untuk mengetahui persentase hemoglobin yang tersedia dalam tubuh. Hematokrit merupakan persentase volume seluruh SDM yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darah diambil dengan semprit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit. Untuk pengukuran hematokrit ini darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi anti koagulan. Setelah tabung tersebut disentrifuge dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap. Dari skala Hematokrit yang tertulis di dinding tabung dapat dibaca berapa besar bagian volume darah seluruhnya. Pada umumnya, penetapan salah satu dari tiga nilai ini sudah memberikan gambaran umum, apakah konsentrasi SDM seseorang cukup atau tidak. Akan tetapi, bila terjadi anemia kerap kali juga diperlukan informasi lebih lanjut, bagaimana konsentrasi rata-rata hemoglobin / SDM. Volume SDM diperoleh dari membagi hematokrit ( mL/L darah ) dibagi dengan jumlah SDM ( juta/ml darah ). Satuan yang digunakan adalah fL dan nilainya berkisar antara 80 – 94 fL,rata-rata 87 fL konsentrasi Hb/SDM diperoleh dengan membagi konsentrasi hemoglobin / SDM. Hasilnya dinyatakan dengan satuan pg ( pikogram, 1pg = 10-12g ), pada orang dewasa sehat nilai ini berkisar antara 27 – 32 pg dengan rata-rata sebesar 29,5 pg.
v  Hematokrit Rendah ( Menurun )
Ht rendah terjadi pada:
o   Hemolisa
o   Anemia
o   Pansitopeni
    Sebuah Hematokrit yang Rendah disebut sebagai anemia. Ada banyak alasan untuk anemia. Beberapa alasan yang umum lebih banyak kehilangan darah (luka trauma, operasi, perdarahan kanker usus besar ), kekurangan gizi ( zat besi , vitamin B12 , folat ), tulang sumsum masalah (penggantian sumsum tulang oleh kanker, penindasan oleh kemoterapi obat, gagal ginjal ), dan hematokrit normal ( anemia sel sabit ). menurunkan hematokrit dapat mengimplikasikan signifikan perdarahan. Dari nilai MCV (MCV) dan lebar distribusi sel merah (RDW) bisa sangat membantu dalam mengevaluasi sebuah dari normal hematokrit lebih rendah, karena dapat membantu dokter menentukan apakah kehilangan darah yang kronis atau akut. The MCV adalah ukuran dari sel-sel merah dan RDW merupakan ukuran relatif dari variasi dalam ukuran populasi sel darah merah. Sebuah hematokrit rendah dengan MCV rendah dengan RDW tinggi menunjukkan sebuah kekurangan kronis besi- eritropoiesis , tapi RDW normal menyarankan kehilangan darah yang lebih akut, seperti pendarahan.
  Kelompok individu pada risiko mengalami anemia meliputi: bayi tanpa asupan zat besi yang memadai anak-anak akan melalui dorongan pertumbuhan yang cepat, di mana besi yang tersedia tidak dapat bersaing dengan tuntutan untuk sebuah massa sel tumbuh merah perempuan pada tahun-tahun subur dengan kebutuhan yang berlebihan untuk besi karena kehilangan darah selama menstruasi ibu hamil, yang di janin menciptakan permintaan yang tinggi untuk besi.
v  Hematokrit Meningkat
Ht tinggi terjadi pada:                                            
o   DHF                                                       
o   Combutio                                          
o   Dehidrasi                                          
o   Infeksi akut
Lebih tinggi dari Tingkat Hematokrit Normal dapat dilihat pada orang yang hidup di ketinggian dan perokok kronis . Dehidrasi menghasilkan hematokrit tinggi palsu yang hilang ketika keseimbangan cairan yang tepat akan dikembalikan. Beberapa penyebab jarang lain dari peningkatan hematokrit adalah penyakit paru-paru, tumor tertentu, gangguan dari sumsum tulang yang dikenal sebagai polycythemia rubra vera, dan penyalahgunaan obat erythropoietin (Epogen) oleh atlet untuk keperluan doping darah.
Hematokrit (Ht atau HCT) atau volume sel dikemas (PCV) atau fraksi volume eritrosit (EVF) adalah proporsi darah volume yang ditempati oleh sel darah merah . Hal ini biasanya sekitar 48% untuk pria dan 38% untuk perempuan. Hal ini dianggap sebagai bagian integral dari seseorang hitung darah lengkap hasil, bersama dengan kadar hemoglobin, sel darah putih jumlah, dan platelet count. Pada mamalia , hematokrit tidak bergantung pada ukuran tubuh.
Dengan peralatan laboratorium modern, hematokrit dihitung oleh analisa otomatis dan tidak secara langsung diukur. Hal ini ditentukan dengan mengalikan jumlah sel merah oleh volume sel rata-rata . hematokrit ini sedikit lebih akurat sebagai PCV termasuk sejumlah kecil plasma darah terjebak antara sel-sel merah. Sebuah hematokrit diperkirakan sebagai persentase mungkin diturunkan oleh tiga kali lipat hemoglobin konsentrasi dalam g / dL dan menjatuhkan unit. Tingkat hemoglobin adalah ukuran yang digunakan oleh bank darah .
Ada kasus di mana darah untuk pengujian tak sengaja ditarik proksimal ke saluran infus yang dikemas menyuntikkan sel darah merah atau cairan. Dalam situasi ini, tingkat hemoglobin dalam sampel darah tidak akan menjadi tingkat yang benar bagi pasien karena sampel akan berisi sejumlah besar bahan diinfus daripada apa yang diencerkan ke dalam darah beredar keseluruhan. Artinya, jika sel-sel merah dikemas sedang disediakan, sampel akan berisi sejumlah besar sel-sel dan hematokrit akan secara artifisial sangat tinggi. Pada sebaliknya, jika garam atau cairan lain sedang diberikan, sampel darah akan diencerkan dan hematokrit akan artifisial rendah. Dalam kasus demam berdarah , hematokrit tinggi adalah tanda bahaya peningkatan risiko sindrom shock dengue. Polycythemia vera (PV), sebuah gangguan myeloproliferative di mana sumsum tulang menghasilkan jumlah sel darah merah yang berlebihan, terkait dengan peningkatan hematokrit.

Penyakit paru obstruktif kronis (COPD) dan kondisi paru lainnya yang berhubungan dengan hipoksia dapat menimbulkan peningkatan produksi sel darah merah. Peningkatan ini dimediasi oleh meningkatnya kadar erythropoietin oleh ginjal sebagai respon terhadap hipoksia. Atlet profesional tingkat hematokrit diukur sebagai bagian dari tes untuk doping darah atau Erythropoietin (EPO) digunakan, tingkat hematokrit dalam sampel darah dibandingkan dengan tingkat jangka-panjang untuk atlet yang (untuk memungkinkan untuk setiap variasi tingkat hematokrit) , dan melawan maksimum yang diijinkan absolut (yang didasarkan pada tingkat maksimal yang diharapkan dalam populasi, dan tingkat hematokrit yang menyebabkan peningkatan risiko pembekuan darah yang mengakibatkan stroke atau serangan jantung).
Anabolic steroid Androgenic (SSA) menggunakan juga dapat meningkatkan jumlah sel darah merah dan, oleh karena itu, dampak hematokrit, khususnya boldenone senyawa dan oxymethelone. Jika pasien mengalami dehidrasi , hematokrit mungkin meningkat.







B.    PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
 Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat hematokrit biasanya adalah dengan pengambilan sampel darah ke dalam tabung silinder dan kemudian memutarnya pada centrifuge. Dengan pemutaran ini, darah akan memisahkan diri menjadi 3 bagian yaitu plasma atau komponen cairan, sel-sel darah merah dan sel-sel lainnya. Ketika pemisahan selesai, teknisi medis akan mampu mengidentifikasi proporsi sel darah merah terhadap volume darah.
 Hematokrit ini biasanya diukur dari sampel darah oleh mesin otomatis yang membuat beberapa pengukuran lain pada waktu yang sama. Sebagian besar mesin ini sebenarnya tidak secara langsung mengukur hematokrit, melainkan menghitungnya berdasarkan penentuan jumlah hemoglobin dan volume rata-rata sel darah merah. hematokrit juga dapat ditentukan dengan metode manual dengan menggunakan mesin pemisah. Ketika sebuah tabung darah disentrifugasi, maka sel-sel merah akan dikemas ke bagian bawah tabung. Proporsi sel darah merah terhadap volume darah total dapat diukur secara visual. Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia.
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :


1. Metode Makrohematokrit
Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.
2.   Metode mikrohematokrit
Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.
Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %.
Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

          PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
Metode           : Tabung Microhematokrit
Prinsip : Darah didisumbat dengan pemusingan/centripuge lalu volume darah   
                        eritrosit dihitung dalam pipet micron yang dinyatakan dalam persen. 
                           Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung disentrifuge selama 30
                        menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan
                        kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan membuat kolom
                         dibagian bawah dan tabung tingginya kolom mencerminkan nilai
                         hematokrit. Intinya Darah dicentrifuge supaya eritrosit mengendap.  
Tujuan            : Untuk mengetahui volume sel darah merah (eritrosit) dalam 100% darah
   Alat                 :
o   Pipet mikro
o   Lancet steril
o   Centrifuge Hematokrit
o   Bantalan penyumbat
o   Kapas kering
o   Skala hematokrit
o   Tabung mikrokapiler
Description: http://2.bp.blogspot.com/__iY2vaygxLo/TEbfn0SyP5I/AAAAAAAAA-8/M4prC7tSUWY/s200/ht.jpg
Bahan             :
o   Darah kapiler/darah vena
o   Kapas
o   Alcohol 70 %
Cara Kerja     :
o   Sampling Darah Kapiler atau juga bisa menggunakan Darah Vena
Description: http://3.bp.blogspot.com/-GElffBMRyYU/UKeiv8Iom6I/AAAAAAAABLM/3HgY8U3vfmA/s200/labsaya+-+hematokrit.jpg
o   Darah kapiler/vena dimasukkan kedalam tabung pipet mikro sampai ± ¾ volume tabung mikro
o   Tabung mikro disumbat dengan menggunkan dengan bantalan penyumbat
Description: http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:52ugYALiJeBhCM::&t=1&usg=__bpscQOCsR6japszoPr1O5errcSI=
o   Pasang pada centrifuge hematocrit
o   Centrifuge selama 3 menit
o   Baca dengan menggunakan skala haematocrit
Harga Normal :
o   Pria                      : 40 – 48 vol %
o   Wanita                 : 37 – 43 vol %
o   Buffy coat           : 0.5 – 1 mm
o   Plasma                 : 4 – 7 Unit

C.    RANGE NORMAL
Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena / kapiler. Tingkat hematokrit normal bervariasi pada pria dan wanita, anak-anak dan dewasa. Kisaran normal untuk hematokrit tergantung pada usia dan, setelah remaja, jenis kelamin individu. Rentang normal:
o   Bayi baru lahir                        :  55% - 68%
o   Satu (1) minggu usia  :  47% - 65%
o   Satu (1) bulan umur   :  37% - 49%
o   Tiga (3) bulan umur   :  30% - 36%
o   Anak usia 1 - 3 tahun :  35% - 43 %
o   Anak usia 4 - 5 tahun :  31%  - 43 %
o   Anak usia 6-10 tahun :  33%  - 45 %
o   Dewasa laki-laki         :  42% - 54%
o   Dewasa wanita            :  38% - 46%

Nilai normal hematokrit disebut dengan %, Nilai hematokrit yang disepakati normal pada laki – laki dewasa sehat ialah 45% sedangkan untuk wanita dewasa adalah 41%. Penetapan hematokrit cara manual (metode mikro) dapat dilakukan sangat teliti, kesalahan metodik rata-rata ± 2 % (Gandasoebrata, 2007). Harga normal pria : 42,    wanita : 38.

D.    PENGARUH KLINIS
a.    Masalah Klinis
1)     Penurunan Kadar : kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi asam folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), penyakit Hodgkin, limfosarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati, malnutrisi protein, defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung atau duodenum, ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE.
2)     Pengaruh Obat : antineoplastik, antibiotik (kloramfenikol, penisilin), obat radioaktif.
3)     Peningkatan Kadar : dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, eritrositosis, diabetes asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara, eklampsia, pembedahan, luka bakar.
b.   Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
1)     Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi.
2)     Pemasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai hematokrit bisa meningkat.
3)     Pengambilan darah kapiler : tusukan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh sedikit dan darah harus diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam bekerja.

c.    Penyakit
1)     Jika hematokrit meningkat disebut : Hemokonsentrasi
Contohnya : DBD
2)     Jika hematokrit menurun disebut : Hemodilusi
d.   Sumber – sumber kesalahan dalam penetapan nilai haematocrit,
1)     Bila memakai darah kapiler tetesan darah pertama harus dibuang karena mengandung cairan intrastitial.
2)     Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6 – 8 jam akan meningkatkan hematokrit.
3)     Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelum pemeriksaan dilakukan.
4)     Darah yang diperiksa tidak boleh mengandung bekuan.
5)     Didaerah beriklim tropis, tabung kapiler yang mengandung heparin cepat rusak karena itu harus disimpan dilemari es.
6)     Kecepatan dan lama pemusingan harus sesuai
7)     Konsentrasi antikoagulan yang digunakan tidak sesuai
8)     Pembacaan yang salah. fenikol ( Kee JL,1997 )
9)     Obat – obatan yang dapat menurunkan hasil hematokrit, seperti : penicilin, kloram.



e.    Penetapan Nilai Hematokrit
1)     Penetepan nilai Hematokrit cara manual
Prinsip pemeriksaan hematokrit cara manual yaitu darah yang mengandung antikoagulan disentrifuse dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen atau pecahan desimal (Simmons A, 1989).
Penetapan nilai hematokrit cara manual dapat dilakukan dengan metode makrohematokrit atau metode mikrohetokrit. Pada cara makrohematokrit digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm,panjang 110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan volumenya ialah 1 ml. pada cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin dibagian dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti darah kapiler, sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan anti koagulan seperti darah vena (Wirawan,dkk 2000). Metode mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan sederhana. Metode mikrohematokrit proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit) dengan alat pembaca skala hematokrit




2)     Penetapan nilai Hematokrit Cara Otomatik
Pada umumnya laboratorium sekarang menggunakan metode otomatik untuk menghitung jumlah darah lengkap, dat rutin biasanya didapat meliputi Ht, Hb, jumlah volume eritrosit rata-rata (VER), hemoglobin rata-rata (HER) dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER). Persamaan-persamaan berikut menjelaskan hubungan antara data-data tersebut : VER = Ht – jumlah eritrosit (dalam mikrometerkubik, atau fentoliter, FI). HER = Hb + jumlah eritrosit (dalam pikogram, pg), KHER = Hb – Ht (dalam gram / 100 ml RBC, g / dl eritrosit atau %).
Hematokrit diukur dari volume sel rata-rata dan hitung sel darah merah. Nilai normal hematokrit (Ht) sangat bervariasi menurut masing-masing laboratorium dan metode pemeriksaan (Gandasoebrata R, 2006, Weterburi L, 2001).










E.    PEMBACAAN HASIL
ü  Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit dan dinyatakan dalam vol%.
ü  Tebalnya lapisan putih diatas eritrosit yang tersusun dari lekosit dan trombosit.
ü  Lapisan ini disebut sebagai buffi coat dan dinyatakan dalam mm.
ü  Warna kuning dari lapisan plaama yang disebut indek ikterik.
ü  Perhitungan      :
Hb       : Ht x 0.34
AE       : Ht x 120.000
AL       : BC x 10.000
Misalnya,
Diket :
Ht                          = 40 vol%
Buffy Coat                        = 0.5mm

Maka : Hb   = 40 x 0.34 = 13.6 g/dl
             AE  = 40 x 120.000 = 4.800.000 sel/µl darah
             AL   = 0.5 x 10.000  = 5.000 sel/µl darah





BAB III
 PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Dari Makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
o    Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Hematokrit merupakan proses pemisahan darah. Hematokrit berasal dari kata haimat yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan (Dep Kes RI, 1989).
o  Rentang Normal :
ü    Pria                 : 40 – 48 vol %
ü    Wanita                        : 37 – 43 vol %
ü    Buffy coat       : 0.5 – 1 mm
ü    Plasma                        : 4 – 7 Unit
B.   Saran
Pemeriksaan Hematokrit adalah salah Satu Materi yang harus dikuasai oleh seorang analis kesehtan, untuk itu dengan adanya makalah ini dapat mempermudah Pembaca, khusunya seorang Analis, dapat menambah pengetahuan tentang Hematokrit.


      DAFTAR PUSTAKA
            Gandasoebrata R, 1984. Penuntun Laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat
            Wirawan.R,1992. Pemeriksaan : Laboratorium Hematologi Sederhana. Jakarta:
               FK VI –     RSCM







               KATA PENGANTAR
Assalamualaikum... Wr...Wb...
Dengan rasa syukur Alhamdulillah,kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyusun makalah tentang “Hematokrit” ini tepat pada waktunya.Tidak lupa, Sholawat dan Salam terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar, Muhammad SAW beserta keluarga, para Sahabat dan para Umatnya yang senantiasa mengikuti sunnahnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Praktikum Hematologi, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis  menyedari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan dari pembaca semua, demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata Penulis berharap dengan adanya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para Pembaca.

          Wassalamualaikum...Wr...Wb...

                                                                                                Semarang, 12 April 2013
                                                                                         Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………………………………..... 1
Kata Pengantar                                                                                                       1
Daftar Isi……………………………………………………………………………................... 2
BAB I  PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang………………………………………………………............... 3
1.2        Metode Penulisan…………………………………………………….............. 4
1.3        Tujuan Penulisan……………………………………………………............... 4  
BAB II  PEMBAHASAN
A.     Pengertian Hematokrit...............................................................................     5
B.     Pemeriksaan hematokrit............................................................................      10
C.     Range Normal................................................................................... 15
D.     Pengaruh Klinis................................................................................. 16
E.     Pembacaan Hasil............................................................................... 20
BAB III  PENUTUP
A.     Kesimpulan………………………………………………………….......................... 21
B.     Saran…………………………………………………………………......................... 21

      DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….................. 22


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   LATAR BELAKANG
Hematokrit (Ht atau HCT) atau volume sel dikemas (PCV) atau fraksi volume eritrosit (EVF) adalah proporsi darah volume yang ditempati oleh sel darah merah . Hal ini biasanya sekitar 48% untuk pria dan 38% untuk perempuan. Hal ini dianggap sebagai bagian integral dari seseorang hitung darah lengkap hasil, bersama dengan kadar hemoglobin, sel darah putih jumlah, dan platelet count. Pada mamalia , hematokrit tidak bergantung pada ukuran tubuh.Dengan peralatan laboratorium modern, hematokrit dihitung oleh analisa otomatis dan tidak secara langsung diukur. Hal ini ditentukan dengan mengalikan jumlah sel merah oleh volume sel rata-rata . hematokrit ini sedikit lebih akurat sebagai PCV termasuk sejumlah kecil plasma darah terjebak antara sel-sel merah.Hematokrit (PCV) Pemeriksaan hematokrit menggambarkan perbandingan persentase antara sel darah merah, sel darah putih dan trombosit terhadap volume seluruh darah atau konsentrasi (%) eritrosit dalam 100mL/dL keselurahan darah. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan eritrosit. Kenaikan nilai hematokrit berarti konsentrasi darah semakin kental, dan diperkirakan banyak plasma darah yang keluar dari pembuluh darah hingga berlanjut pada kondisi syok hipovolemik sperti pada kasus DBD dan gangguan dehidrasi. Penurunan hematokrit terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia, leukemia, dan kondisi lainnya.
1.2.  METODE PENULISAN
           Metode Penulisan yang di pakai Penulis adalah Metode Perpustakaan, dimana Penulisan Mengumpulkan Informasi Dari Media ( Internet) dan buku – buku, yang kemudian disusun sebagai suatu makalah.

1.3.  TUJUAN PENULISAN
           Tujuan Penulisan Makalah Ini Adalah Untuk Menambah Pengetahuan Para Pembaca Tentang  :
v Pengertian Hematokrit,
v Prosedur Pemeriksaan Hematokrit,
v Range Normal dan Pembacaan Hasil Pemeriksaan Hematokrit.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN HEMATOKRIT
Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Hematokrit merupakan proses pemisahan darah. Hematokrit berasal dari kata haimat yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan (Dep Kes RI, 1989). Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara Makro dan Mikro. Hematokrit (Mikro) adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen. Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui nilai eritrosit rata-rata dan untuk mengetahui ada tidaknya anemia..Tingkat hematokrit (HCT) dinyatakan dalam persentase.
Misalnya, hematokrit 25% berarti ada 25 mililiter sel darah merah dalam 100 mililiter darah. Ini adalah metode utama untuk mengetahui persentase hemoglobin yang tersedia dalam tubuh. Hematokrit merupakan persentase volume seluruh SDM yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darah diambil dengan semprit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit. Untuk pengukuran hematokrit ini darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi anti koagulan. Setelah tabung tersebut disentrifuge dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap. Dari skala Hematokrit yang tertulis di dinding tabung dapat dibaca berapa besar bagian volume darah seluruhnya. Pada umumnya, penetapan salah satu dari tiga nilai ini sudah memberikan gambaran umum, apakah konsentrasi SDM seseorang cukup atau tidak. Akan tetapi, bila terjadi anemia kerap kali juga diperlukan informasi lebih lanjut, bagaimana konsentrasi rata-rata hemoglobin / SDM. Volume SDM diperoleh dari membagi hematokrit ( mL/L darah ) dibagi dengan jumlah SDM ( juta/ml darah ). Satuan yang digunakan adalah fL dan nilainya berkisar antara 80 – 94 fL,rata-rata 87 fL konsentrasi Hb/SDM diperoleh dengan membagi konsentrasi hemoglobin / SDM. Hasilnya dinyatakan dengan satuan pg ( pikogram, 1pg = 10-12g ), pada orang dewasa sehat nilai ini berkisar antara 27 – 32 pg dengan rata-rata sebesar 29,5 pg.
v  Hematokrit Rendah ( Menurun )
Ht rendah terjadi pada:
o   Hemolisa
o   Anemia
o   Pansitopeni
    Sebuah Hematokrit yang Rendah disebut sebagai anemia. Ada banyak alasan untuk anemia. Beberapa alasan yang umum lebih banyak kehilangan darah (luka trauma, operasi, perdarahan kanker usus besar ), kekurangan gizi ( zat besi , vitamin B12 , folat ), tulang sumsum masalah (penggantian sumsum tulang oleh kanker, penindasan oleh kemoterapi obat, gagal ginjal ), dan hematokrit normal ( anemia sel sabit ). menurunkan hematokrit dapat mengimplikasikan signifikan perdarahan. Dari nilai MCV (MCV) dan lebar distribusi sel merah (RDW) bisa sangat membantu dalam mengevaluasi sebuah dari normal hematokrit lebih rendah, karena dapat membantu dokter menentukan apakah kehilangan darah yang kronis atau akut. The MCV adalah ukuran dari sel-sel merah dan RDW merupakan ukuran relatif dari variasi dalam ukuran populasi sel darah merah. Sebuah hematokrit rendah dengan MCV rendah dengan RDW tinggi menunjukkan sebuah kekurangan kronis besi- eritropoiesis , tapi RDW normal menyarankan kehilangan darah yang lebih akut, seperti pendarahan.
  Kelompok individu pada risiko mengalami anemia meliputi: bayi tanpa asupan zat besi yang memadai anak-anak akan melalui dorongan pertumbuhan yang cepat, di mana besi yang tersedia tidak dapat bersaing dengan tuntutan untuk sebuah massa sel tumbuh merah perempuan pada tahun-tahun subur dengan kebutuhan yang berlebihan untuk besi karena kehilangan darah selama menstruasi ibu hamil, yang di janin menciptakan permintaan yang tinggi untuk besi.
v  Hematokrit Meningkat
Ht tinggi terjadi pada:                                            
o   DHF                                                       
o   Combutio                                          
o   Dehidrasi                                          
o   Infeksi akut
Lebih tinggi dari Tingkat Hematokrit Normal dapat dilihat pada orang yang hidup di ketinggian dan perokok kronis . Dehidrasi menghasilkan hematokrit tinggi palsu yang hilang ketika keseimbangan cairan yang tepat akan dikembalikan. Beberapa penyebab jarang lain dari peningkatan hematokrit adalah penyakit paru-paru, tumor tertentu, gangguan dari sumsum tulang yang dikenal sebagai polycythemia rubra vera, dan penyalahgunaan obat erythropoietin (Epogen) oleh atlet untuk keperluan doping darah.
Hematokrit (Ht atau HCT) atau volume sel dikemas (PCV) atau fraksi volume eritrosit (EVF) adalah proporsi darah volume yang ditempati oleh sel darah merah . Hal ini biasanya sekitar 48% untuk pria dan 38% untuk perempuan. Hal ini dianggap sebagai bagian integral dari seseorang hitung darah lengkap hasil, bersama dengan kadar hemoglobin, sel darah putih jumlah, dan platelet count. Pada mamalia , hematokrit tidak bergantung pada ukuran tubuh.
Dengan peralatan laboratorium modern, hematokrit dihitung oleh analisa otomatis dan tidak secara langsung diukur. Hal ini ditentukan dengan mengalikan jumlah sel merah oleh volume sel rata-rata . hematokrit ini sedikit lebih akurat sebagai PCV termasuk sejumlah kecil plasma darah terjebak antara sel-sel merah. Sebuah hematokrit diperkirakan sebagai persentase mungkin diturunkan oleh tiga kali lipat hemoglobin konsentrasi dalam g / dL dan menjatuhkan unit. Tingkat hemoglobin adalah ukuran yang digunakan oleh bank darah .
Ada kasus di mana darah untuk pengujian tak sengaja ditarik proksimal ke saluran infus yang dikemas menyuntikkan sel darah merah atau cairan. Dalam situasi ini, tingkat hemoglobin dalam sampel darah tidak akan menjadi tingkat yang benar bagi pasien karena sampel akan berisi sejumlah besar bahan diinfus daripada apa yang diencerkan ke dalam darah beredar keseluruhan. Artinya, jika sel-sel merah dikemas sedang disediakan, sampel akan berisi sejumlah besar sel-sel dan hematokrit akan secara artifisial sangat tinggi. Pada sebaliknya, jika garam atau cairan lain sedang diberikan, sampel darah akan diencerkan dan hematokrit akan artifisial rendah. Dalam kasus demam berdarah , hematokrit tinggi adalah tanda bahaya peningkatan risiko sindrom shock dengue. Polycythemia vera (PV), sebuah gangguan myeloproliferative di mana sumsum tulang menghasilkan jumlah sel darah merah yang berlebihan, terkait dengan peningkatan hematokrit.

Penyakit paru obstruktif kronis (COPD) dan kondisi paru lainnya yang berhubungan dengan hipoksia dapat menimbulkan peningkatan produksi sel darah merah. Peningkatan ini dimediasi oleh meningkatnya kadar erythropoietin oleh ginjal sebagai respon terhadap hipoksia. Atlet profesional tingkat hematokrit diukur sebagai bagian dari tes untuk doping darah atau Erythropoietin (EPO) digunakan, tingkat hematokrit dalam sampel darah dibandingkan dengan tingkat jangka-panjang untuk atlet yang (untuk memungkinkan untuk setiap variasi tingkat hematokrit) , dan melawan maksimum yang diijinkan absolut (yang didasarkan pada tingkat maksimal yang diharapkan dalam populasi, dan tingkat hematokrit yang menyebabkan peningkatan risiko pembekuan darah yang mengakibatkan stroke atau serangan jantung).
Anabolic steroid Androgenic (SSA) menggunakan juga dapat meningkatkan jumlah sel darah merah dan, oleh karena itu, dampak hematokrit, khususnya boldenone senyawa dan oxymethelone. Jika pasien mengalami dehidrasi , hematokrit mungkin meningkat.







B.    PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
 Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat hematokrit biasanya adalah dengan pengambilan sampel darah ke dalam tabung silinder dan kemudian memutarnya pada centrifuge. Dengan pemutaran ini, darah akan memisahkan diri menjadi 3 bagian yaitu plasma atau komponen cairan, sel-sel darah merah dan sel-sel lainnya. Ketika pemisahan selesai, teknisi medis akan mampu mengidentifikasi proporsi sel darah merah terhadap volume darah.
 Hematokrit ini biasanya diukur dari sampel darah oleh mesin otomatis yang membuat beberapa pengukuran lain pada waktu yang sama. Sebagian besar mesin ini sebenarnya tidak secara langsung mengukur hematokrit, melainkan menghitungnya berdasarkan penentuan jumlah hemoglobin dan volume rata-rata sel darah merah. hematokrit juga dapat ditentukan dengan metode manual dengan menggunakan mesin pemisah. Ketika sebuah tabung darah disentrifugasi, maka sel-sel merah akan dikemas ke bagian bawah tabung. Proporsi sel darah merah terhadap volume darah total dapat diukur secara visual. Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia.
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :


1. Metode Makrohematokrit
Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.
2.   Metode mikrohematokrit
Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.
Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %.
Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

          PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
Metode           : Tabung Microhematokrit
Prinsip : Darah didisumbat dengan pemusingan/centripuge lalu volume darah   
                        eritrosit dihitung dalam pipet micron yang dinyatakan dalam persen. 
                           Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung disentrifuge selama 30
                        menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan
                        kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan membuat kolom
                         dibagian bawah dan tabung tingginya kolom mencerminkan nilai
                         hematokrit. Intinya Darah dicentrifuge supaya eritrosit mengendap.  
Tujuan            : Untuk mengetahui volume sel darah merah (eritrosit) dalam 100% darah
   Alat                 :
o   Pipet mikro
o   Lancet steril
o   Centrifuge Hematokrit
o   Bantalan penyumbat
o   Kapas kering
o   Skala hematokrit
o   Tabung mikrokapiler
Description: http://2.bp.blogspot.com/__iY2vaygxLo/TEbfn0SyP5I/AAAAAAAAA-8/M4prC7tSUWY/s200/ht.jpg
Bahan             :
o   Darah kapiler/darah vena
o   Kapas
o   Alcohol 70 %
Cara Kerja     :
o   Sampling Darah Kapiler atau juga bisa menggunakan Darah Vena
Description: http://3.bp.blogspot.com/-GElffBMRyYU/UKeiv8Iom6I/AAAAAAAABLM/3HgY8U3vfmA/s200/labsaya+-+hematokrit.jpg
o   Darah kapiler/vena dimasukkan kedalam tabung pipet mikro sampai ± ¾ volume tabung mikro
o   Tabung mikro disumbat dengan menggunkan dengan bantalan penyumbat
Description: http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:52ugYALiJeBhCM::&t=1&usg=__bpscQOCsR6japszoPr1O5errcSI=
o   Pasang pada centrifuge hematocrit
o   Centrifuge selama 3 menit
o   Baca dengan menggunakan skala haematocrit
Harga Normal :
o   Pria                      : 40 – 48 vol %
o   Wanita                 : 37 – 43 vol %
o   Buffy coat           : 0.5 – 1 mm
o   Plasma                 : 4 – 7 Unit

C.    RANGE NORMAL
Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena / kapiler. Tingkat hematokrit normal bervariasi pada pria dan wanita, anak-anak dan dewasa. Kisaran normal untuk hematokrit tergantung pada usia dan, setelah remaja, jenis kelamin individu. Rentang normal:
o   Bayi baru lahir                        :  55% - 68%
o   Satu (1) minggu usia  :  47% - 65%
o   Satu (1) bulan umur   :  37% - 49%
o   Tiga (3) bulan umur   :  30% - 36%
o   Anak usia 1 - 3 tahun :  35% - 43 %
o   Anak usia 4 - 5 tahun :  31%  - 43 %
o   Anak usia 6-10 tahun :  33%  - 45 %
o   Dewasa laki-laki         :  42% - 54%
o   Dewasa wanita            :  38% - 46%

Nilai normal hematokrit disebut dengan %, Nilai hematokrit yang disepakati normal pada laki – laki dewasa sehat ialah 45% sedangkan untuk wanita dewasa adalah 41%. Penetapan hematokrit cara manual (metode mikro) dapat dilakukan sangat teliti, kesalahan metodik rata-rata ± 2 % (Gandasoebrata, 2007). Harga normal pria : 42,    wanita : 38.

D.    PENGARUH KLINIS
a.    Masalah Klinis
1)     Penurunan Kadar : kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi asam folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), penyakit Hodgkin, limfosarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati, malnutrisi protein, defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung atau duodenum, ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE.
2)     Pengaruh Obat : antineoplastik, antibiotik (kloramfenikol, penisilin), obat radioaktif.
3)     Peningkatan Kadar : dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, eritrositosis, diabetes asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara, eklampsia, pembedahan, luka bakar.
b.   Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
1)     Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi.
2)     Pemasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai hematokrit bisa meningkat.
3)     Pengambilan darah kapiler : tusukan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh sedikit dan darah harus diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam bekerja.

c.    Penyakit
1)     Jika hematokrit meningkat disebut : Hemokonsentrasi
Contohnya : DBD
2)     Jika hematokrit menurun disebut : Hemodilusi
d.   Sumber – sumber kesalahan dalam penetapan nilai haematocrit,
1)     Bila memakai darah kapiler tetesan darah pertama harus dibuang karena mengandung cairan intrastitial.
2)     Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6 – 8 jam akan meningkatkan hematokrit.
3)     Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelum pemeriksaan dilakukan.
4)     Darah yang diperiksa tidak boleh mengandung bekuan.
5)     Didaerah beriklim tropis, tabung kapiler yang mengandung heparin cepat rusak karena itu harus disimpan dilemari es.
6)     Kecepatan dan lama pemusingan harus sesuai
7)     Konsentrasi antikoagulan yang digunakan tidak sesuai
8)     Pembacaan yang salah. fenikol ( Kee JL,1997 )
9)     Obat – obatan yang dapat menurunkan hasil hematokrit, seperti : penicilin, kloram.



e.    Penetapan Nilai Hematokrit
1)     Penetepan nilai Hematokrit cara manual
Prinsip pemeriksaan hematokrit cara manual yaitu darah yang mengandung antikoagulan disentrifuse dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen atau pecahan desimal (Simmons A, 1989).
Penetapan nilai hematokrit cara manual dapat dilakukan dengan metode makrohematokrit atau metode mikrohetokrit. Pada cara makrohematokrit digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm,panjang 110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan volumenya ialah 1 ml. pada cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin dibagian dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti darah kapiler, sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan anti koagulan seperti darah vena (Wirawan,dkk 2000). Metode mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan sederhana. Metode mikrohematokrit proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit) dengan alat pembaca skala hematokrit




2)     Penetapan nilai Hematokrit Cara Otomatik
Pada umumnya laboratorium sekarang menggunakan metode otomatik untuk menghitung jumlah darah lengkap, dat rutin biasanya didapat meliputi Ht, Hb, jumlah volume eritrosit rata-rata (VER), hemoglobin rata-rata (HER) dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER). Persamaan-persamaan berikut menjelaskan hubungan antara data-data tersebut : VER = Ht – jumlah eritrosit (dalam mikrometerkubik, atau fentoliter, FI). HER = Hb + jumlah eritrosit (dalam pikogram, pg), KHER = Hb – Ht (dalam gram / 100 ml RBC, g / dl eritrosit atau %).
Hematokrit diukur dari volume sel rata-rata dan hitung sel darah merah. Nilai normal hematokrit (Ht) sangat bervariasi menurut masing-masing laboratorium dan metode pemeriksaan (Gandasoebrata R, 2006, Weterburi L, 2001).










E.    PEMBACAAN HASIL
ü  Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit dan dinyatakan dalam vol%.
ü  Tebalnya lapisan putih diatas eritrosit yang tersusun dari lekosit dan trombosit.
ü  Lapisan ini disebut sebagai buffi coat dan dinyatakan dalam mm.
ü  Warna kuning dari lapisan plaama yang disebut indek ikterik.
ü  Perhitungan      :
Hb       : Ht x 0.34
AE       : Ht x 120.000
AL       : BC x 10.000
Misalnya,
Diket :
Ht                          = 40 vol%
Buffy Coat                        = 0.5mm

Maka : Hb   = 40 x 0.34 = 13.6 g/dl
             AE  = 40 x 120.000 = 4.800.000 sel/µl darah
             AL   = 0.5 x 10.000  = 5.000 sel/µl darah





BAB III
 PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Dari Makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
o    Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Hematokrit merupakan proses pemisahan darah. Hematokrit berasal dari kata haimat yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan (Dep Kes RI, 1989).
o  Rentang Normal :
ü    Pria                 : 40 – 48 vol %
ü    Wanita                        : 37 – 43 vol %
ü    Buffy coat       : 0.5 – 1 mm
ü    Plasma                        : 4 – 7 Unit
B.   Saran
Pemeriksaan Hematokrit adalah salah Satu Materi yang harus dikuasai oleh seorang analis kesehtan, untuk itu dengan adanya makalah ini dapat mempermudah Pembaca, khusunya seorang Analis, dapat menambah pengetahuan tentang Hematokrit.


      DAFTAR PUSTAKA
            Gandasoebrata R, 1984. Penuntun Laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat
            Wirawan.R,1992. Pemeriksaan : Laboratorium Hematologi Sederhana. Jakarta:
               FK VI –     RSCM


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar